Pada tahun 2004 observatorium ini ditetapkan sebagai Cagar Budaya oleh pemerintah, jauh sebelum itu pun sudah disadari bahwa observatorium ini adalah tempat yang harus dilindungi. Observatorium Bosscha adalah salah satu rangkaian observatorium refraktor besar yang dibangun akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 lihat pada taut ini http://en.wikipedia.org/wiki/List_of_largest_optical_refracting_telescopes. Tanggal 17 Oktober 1951 atau dua tahun setelah pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda, NISV menyerahkan pengelolaan observatorium ini ke pemerintah Indonesia. Observatorium kini menjadi bagian dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam - Institut Teknologi Bandung. Jika anda ingin berkunjung ke observatorium ini silahkan klik taut ini http://bosscha.itb.ac.id/kunjungan.html.

Jauh sebelum Observatorium Bosscha berdiri pada abad ke-18 telah berdiri tempat pengamatan benda langit secara khusus. Dari koleksi Perpustakaan Nasional di Jakarta ada sebuah lukisan di atas kertas ukuran 32,5 cm X 52 cm dengan tinta Cina yang dibuat oleh Johannes Rach (1720-1783) pada tahun 1770. Lukisan tersebut melukiskan sebuah kelenteng Cina Kim Tek I yang terletak di Jalan Petak Sembilan Jakarta dengan latar belakang gedung berlantai enam. Bagian atas gedung datar tempat astronom amatir Johan Maurits Mohr (1716-1775) melakukan pengamatan benda-benda langit.
Observatorium Mohr (Koleksi Perpunas)
Maaf kepada "KABAYAN" sewaktu komennya saya mau publikasikan Google/Blogger sedang maintenance. Sewaktu mau saya publikasikan hari ini kata Blogger.com komentar sudah tidak ada. Terima kasih atas kunjungannya, sebenarnya saya ingin tahu blog Kabayan.
BalasHapus